AYAM
KALASAN
Di tengah penjajahan
ekonomi asing, kita sebagai warga Indonesia yang cinta pada tanah air
sepatutnya bangga dan melestarikan tradisi dan budaya Indonesia. Sama halnya
dengan kuliner Indonesia. Jangan sampai kita melupakan resep kuliner nenek
moyang kita sendiri. Mari kita lupakan sejenak KFC, Mc Donald, Wendy's, apalagi
Baghdad Fried Chicken emoticon-Malu (S). Sekarang kita coba mengenal lebih jauh
sejarah Ayam Kalasan.
Adalah Ronopawiro atau
yang lebih dikenal dengan nama Djakiman, menyunting Nini Ronodikromo yang
mempunyai panggilan kecil Nyi Rame. tinggal di Desa Candisari, Yogyakarta. Dari
hasil perkimpoiannya, Nyi rame mempunyai anak putra-putri yaitu Samidjo Mangundimedjo,
Saminten Pawirosudarsono, Sukinah Mulyodimejo, Tumirah Martohanggono, Saminun
dan Suwarto.
Diantara ke enam
putra-putri Nyi Rame, ada salah satu diantaranya sangat rewel, suka menangis
menjerit-jerit, yang istilah jawanya disebut berek-berek. Tangisan anak kecil
yang berek-berek tersebut kelak bukan hanya akan merubah nama panggilan istri
Ronopawiro dari Nyi Rame menjadi Mbok Berek, melainkan juga dapat mengubah nasib
para keturunan Mbok Berek.
Tepatnya tidak
diketahui, kapan Nyi Rame menyandang nama Mbok Berek. dan entah karena siapa
pula yang memulai panggilan sehari-hari Nyi Rame Menjadi Mbok Berek. Yang pasti
dengan sebutan barunya itu, Nyi Rame sangat berlapang dada juga tak menjadikan
berang sang suami, Ronopawiro. justru sebalinya, panggilan Mbok Berek untuk Nyi
Rame yang mempunyai nama asli Nini Ronodikromo ini sangat disukainya. Karena
pada kenyataannya memang Nyi Rame adalah seorang ibu yang mempunyai anak yang
suka menangis berek-berek.
Akhirnya Nyi Rame yang
mempunyai nama asli Nini Ronodikromo menyandang nama baru yaitu Mbok Berek.
Sebuah nama julukan untuknya karena anaknya yang sering menangis berek-berek.
Ternyata julukan barunya tersebut memberi kesan sangat familiar dan enak
didengar. Sangat membantu Mbok Berek dalam berjualan ayam goreng. bahkan boleh
dibilang "berek" yang berasal dari"tangisan anak" itu
merupakan awal tangis bahagia bagi Mbok Berek. karena nama yang enak didengar
tersebut kian waktu kian populer di setiap telinga pecinta ayam goreng. Bahkan
kelak nama Mbok Berek akan menjadi sebuah inspirasi penerusnya untuk tetap
hidup dengan menjadikan nama Mbok berek sebagai trade mark sebuah restoran ayam
goreng khas Yogyakarta.
Mengapa saat ini
dikenal sebagai ayam kalasan karena memang berasal dari daerah Kalasan. Namun
pada tahun 1972, keturunan yang saat itu mengurus usaha ayam Mbok Berek
mendaftarkan hak merk dagangnya dengan nama "Mbok Berek" ini di
Departemen Kehakiman RI. Sehingga tidak mungkin orang menjual dengan nama Mbok
Berek yang telah mempunyai paten.
Resep Ayam Kalasan:
Chicken
15 ekor
Shallot
250
gr
Garlic
150 gr
Ginger
80
gr
Galangal
100
gr
Turmeric
50
gr
Lemon
Grass 6 pcs
Coriander
100
gr
Brown
Sugar 1 kg
Lemon
Leaf 10 pcs
Bay
Leaf 10 pcs
Coconut
Water 1500 ml
Water
3 ltr
BIKA AMBON
Bika Ambon adalah kue
pipih berwarna kuning, yang permukaannya nampak seperti pori-pori kulit
manusia, dan bagian bawahnya keras, sisa dari tempaan panas di dasar loyang.
Bika Ambon ini biasa tersaji dalam potongan persegi. Saat dimakan, citarasa
legit tercampur dengan sensasi kenyal di lidah. Aroma harum pandan menyengat.
Saat mendengar nama kue
Bika Ambon, mungkin pertanyaan yang seting terlintas di benak Anda adalah
mengapa nama dan asal makanan tersebut berbeda kontras sekali. Meski menyandang nama Ambon, kue ini tidak
berasal dari Ambon, satu propinsi di bagian timur Indonesia, tetapi justru
berasal dari ibukota Medan, Sumatera Utara. Bika Ambon di kenal sebagai
penganan nusantara sebagai kuliner khas Medan, Sumatera Utara.
Sejarah
Kenapa Bika Ambon Dari Medan
Sejarah Nama Bika Ambon
Nama Bika sendiri
menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka yang
kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan Nira atau tuak
Enau agar dan menjadi berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu tersebut.
Bika Ambon nampaknya mulai beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini, Bika
Ambon tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah dapat
ditemukan sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada juga
yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju, cokelat.
Kawasan yang banyak
penjual Bika Ambon adalah Kawasan Jalan Majapahit. Kawasan Jalan Majapahit
sangat ramai menjual Bika Ambon sejak 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika
Ambon di Medan. Pada 1970-an, Bika Ambon
selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es krim.
Nama Bika Ambon memang
unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti kue Bika Ambon
berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut. Kehadiran Bika Ambon yang
berbeda nama dan lokasi asal menuai banyak kontroversi. Bika Ambon yang memang
sangat nikmat ini kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi
fenomenal hingga banyak cerita tentang asal muasal Bika Ambon.
Dalam buku Bunga Angin
Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara (2008)
karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis
di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner yang
diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun
tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan
oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama Bika Ambon.
Beberapa Cerita Tentang
Asal Mula Bika Ambon
Cerita yang pertama
mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan
popularnya Bika Ambon adalah di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan. Kemudian
sumber lain mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang
merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang
tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak
empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.
Cerita yang lain lagi
mengatakan, bahwa dahulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang kemudian dibagi
menjadi dua wilayah, barat dan timur sungai. Sebelah barat sungai sering
disebut dengan “pabrik” karena terdapat pabrik pengolahan latex, dan sebelah
timur sungai sering disebut dengan “kebon” karena terdapat barak atau perumahan
buruh dan kebun tembakau serta cacao. Bika Ambon diceritakan diperkenalkan oleh
seorang buruh transmigran dari jawa yang membuat kue Bika Ambon dan
memasarkannya di Medan. Pada waktu itu, jarak dari Amplas ke Medan ditempuh
dalam waktu setidaknya 1 sampai 2 jam dan tempat pemasarannya adalah Kesawan,
Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Hasilnya, orang-orang Belanda sangat
menyukai rasa kue tersebut. Hal ini kemudian membuat seorang pedagang keturunan
Tionghoa berinisiatif untuk membantu memasarkan dan bekerja sama dalam
pemasaran Bika Ambon yang dibuat oleh buruh tersebut. Akhirnya kehadiran Bika
Ambon tersebut sangat laris dan membuat warga transmigran lainnya juga ikut mengadu
untung di bisnis tersebut. Dan nama Bika Ambon sendiri berasal dari Bika
“Amplas-Kebon” yang diakronimkan menjadi “BIKA AMBON”.
Cerita selanjutnya,
dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah Deli, seorang
Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya di rumahnya,
tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan. Setelah matang, kue tersebut
lalu dicobakan pada pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat
menyukai kue itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah menurut cerita ini
mengapa dinamakan Bika Ambon.
Cerita yang lainnya
menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon
bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan tempat Bika Ambon ini populer, asal
orang yang membawa Bika Ambon ini, atau akronim nama daerah asal Bika Ambon,
tetapi istilah tersebut dalam bahasa Medan berarti lembut.
Hingga kini, memang
belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika ambon. Artinya, masih ada jejak
sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue bika ambon ini. Dan, ini
menarik untuk ditelusuri.
Saat ini, selain untuk
oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering kali dijadikan untuk sajian
Lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika disajikan sebagai suguhan bagi para
tamu. Meski untuk membuatnya dibutuhkan waktu yang panjang, hingga selama satu
malam atau 12 jam, namun rasanya akan terbayarkan oleh kelegitan dan kenikmatan
Bika Ambon. Selain proses mendiamkan adonan yang cukup lama, juga perlu Anda
perhatikan dalam pembuatan resep Bika Ambon adalah saat pemanggangannya.
Beberapa toko yang jual
bika ambon ini di Medan seperti bika ambon zulaikha, dan beberapa tempat banyak
yang menjual dengan harga yang relatif murah. Dengan adanya sajian Bika Ambon
Kukus ini sebagai santapan kuliner yang sangat dicari-cari, selain bisa
membelinya, namun Anda juga bisa membuat kue bika ambon ini. Berikut
CeritaMedan menyajikan resep serta cara bagaimana membuat kue bika ambon yang
enak.
Resep Cara Membuat Kue
Bika Ambon
Awal proses
pemanggangan, buka tutup oven hingga permukaan adonan Bika Ambon mengembang dan
berongga-rongga. Setelah itu, tutup pintu oven dan gunakan api atas saja.
Pemilihan bahan juga
berpengaruh pada keberhasilan pembuatan Bika Ambon. Agar kue Bika Ambon
berminyak dan tidak bantat, gunakan santan kelapa segar dari buah kelapa yang
sudah cukup tua. Jangan menggunakan santan kental instan karena kue akan
menjadi kering dan bantat.
Bahan Membuat Bika Ambon:
Bahan Utama yang harus
disiapkan adalah 300 gram Tepung Sagu dan 100 gram tepung terigu yang biasa
digunakan untuk membuat roti, yaitu yang memiliki kadar protein sedang. Untuk
merek nya, tergantung selera.
200 mililiter air
kelapa yang di ambil dari kelapa segar.
11 gram ragi instant
untuk pengembang.
600 ml Santan. Lebih
baik digunakan santan asli yang diambil dari buah kelapa yang tua. Gunakan yang
santan kentalnya saja agar hasilnya lebih legit.
15 butir besar sampai
18 butir kecil telur ayam. Pisahkan putih telurnya dan ambil kuning telurnya
saja.
1 sendok kecil atau 1
sendok teh vanili.
1 sendok kecil atau 1
sendok teh garam dapur.
450 gram gula pasir
putih. Jangan menggunakan gula pasir kuning yang berwarna agak gelap, karena
hasilnya nanti akan tercium aroma tebu.
Komentar
Posting Komentar